Awal mula ^_^

Berlatar belakang keluarga petani, pekerja kantor biasa dan sama sekali minim di urusan berdagang memang bisa jadi bumerang untuk meningkatkan rasa percaya diri melakoni dunia bisnis.
Apalagi dulu sekali, mama saya pernah belajar memulai untuk berdagang dan hasilnya....mama saya kudu nombok buat beberapa orang dan beliau sempat kapok dan berkata: "mama memang ngga bisa berdagang"
Tanpa sadar, sepertinya kalimat itu terekam dengan baik di kepala saya, dan tanpa sadar juga, saya merubah kata "mama" menjadi "saya".
Hasil akhirnya adalah: "saya memang tidak bisa berdagang", hehehheehh, telak. Saya kalah sebelum mencoba.
(salah satu pelajaran yang bisa diambil dari satu kasus ini adalah jangan bicara macam2 kalo sudah jadi ibu, hehhehehe, bicaralah yang baik2 saja, dan motivasilah diri anda sendiri dengan baik, bagaimana cara anda memandang dirisendiri bisa ditiru dengan sempurna oleh si kecil hihihi....okay, tapi karena blog ini tidak untuk membahas masalah parenting, maka stop sampai disini dan kembali pada topik :D )
Perang batin mulai ada ketika saya punya suami yang memang punya darah bisnis. Suami saya ini selalu saja bisa mengeluarkan kata-kata seperti :
"coba kalau kita bikin bisnis ini ya....kira-kira modalnya butuh berapa ya..?"
dan kalimat yang hampir serupa selalu terlontar kalo ngeliat ada ruko kosong, warung bakso yang bankrut, toko baru buka, perumahan baru, dll.
Cuman subjeknya aja yang diganti misal kalo minggu ini topiknya warung bakso, minggu depan atau bulan depan ganti tukang gorengan, tukang dawet, butik, waralaba merek tertentu...waah pokoknya banyak deh.
Dan jawaban saya pun beragam, mulai dari -diam saja-, lalu keluar komentar
"oh ya?", sampai akhirnya saya mulai terlintas pikiran, gimana ya caranya bisa punya bisnis yang seperti itu?
Dan suami saya termasuk orang yang rajin bertanya : "ibu pengen punya apa?"
maka otak saya mulai mikir: "oh iya, saya pengen punya apa ya?" hahhahah, aneh banget, saya kok tadinya ngga kepikiran saya pengen sesuatu T.T .
Dari sana saya mulai mikir, berpikir, mikir lagi, lagi lagi sampai akhirnya saya sampai pada kesimpulan, okay, saya akan coba. fyuuuh lega!
Awal saya belajar jualan, saya ngga berani pake modal banyak, alias modal cekak dan hampir bisa dibilang tanpa resiko, saya join di grup yang menjual brand terkenal dan lumayan peminatnya apalagi ibu hehehheh, jadi saya pesan barang by order aja, karena saya pikir resiko ruginya kecil banget dan barang yg saya ambil dari dealer adalah jelas barang pesanan dan uang saya pasti balik...
hehehhehehehh
bukan apa-apa saya ngerasa saya belum pede untuk bener-bener jadi seorang risk taker sejati, ngga siap kalo kudu bankrut, kayaknya itu bakal lebih menyakitkan dari pada nilai ajuan fungsional peneliti saya yang dipotong-potong sama tim reviewer  (lebay.com), tapi memang itu lah yang sebenarnya :D
nah, kapan tepatnya saya mulai belajar nyemplung jadi risk taker di dunia enterpreneur ini ..
di cerita selanjutnya aja ya....
anak ganteng saya udah mulai mau bangun..
next time saya sambung lagi
bye.....

-Karuchika-