Halo perajut pemula!
Tulisan kali ini menuangkan kegalauan saya awal2 merajut dulu.
Jadi yang betul itu gimana? Beli benang nya dulu atau menentukan proyek rajutnya dulu?
Saya akan menganjurkan, tentukan dulu proyek-nya.
Beberapa orang mungkin akan bilang mending beli benang dulu.
Ya gapapa juga sih,, meskipun pengalaman saya kalau beli benang dulu itu musti nunggu "wangsit" mau dibikin apa benangnya. Selama wangsitnya belum dapet, selama itu pula benangnya nganggur dilemari.
Nah, sekarang yuk kita bahas kenapa musti project rajutnya dulu yang harus fix?
1. Karena benang yang available di toko offline dan online itu jenisnya puluhan. Mulai dari tekstur, komposisi benang, berapa ply, ply besar versus ply kecil, motif, dan ukuran.
Punya project yang sudah jelas akan membantu kita saat belanja benang, jadi kita nggak akan "tersesat" di toko craft. Menghindari yang namanya "compulsive buying" yang akhirnya jelas menguras nominal kartu atm.
Saya ngaku sih, beberapa kali tersesat di toko baik online ataupun offline yang akhirnya berujung beli macem-macem yg belum terpakai. Heheheh....Untungnyaaa.... yang saya beli dlm jumlah lumayan besar itu aneka ragam benang. Yang akhirnya saya cobain semua, justru dari ketersesatan itu banyak pelajaran yang bisa saya bagi setiap kali saya buka kelas merajut. :)
2. Pelajari instruksi pola dengan baik. Dalam tutorial pola yang baik, biasanya akan dicantumkan keterangan bahwa produk rajut tersebut harus memakai benang jenis apa, ukuran hook, dan berapa banyak gulung benang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek rajut tersebut. Apalagi kalau kita mau mengerjakan proyek besar, seperti syal yg cukup panjang, jaket, dll.
Nah saat belanja, pastikan membeli dalam jumlah yang cukup. Karena seringnya setiap batch pewarnaan benang akan sedikit ada "colour shift", artinya warnanya kadang-kadang nggak bisa diproduksi sama persis. Kadang2, seller benang juga juga mengingatkan tentang hal ini kok. Mereka baik ya...
3. Kalau misalnya kita ngeyel mau melakukan modifikasi benang, harus benar-benar dikalkulasi 'gauge' benangnya. Maafkan ya, saya belum bisa menemukan kata dalam bahasa Indonesia yang bisa mengungkapkan kata "gauge" ini dengan baik. Gauge disini maksudnya adalah sejenis dengan kata "tension" atau mungkin istilah tepatnya adalah tensi atau tekanan yang menentukan tingkat kerapatan hasil rajut. Nah pernah lihat kan? kalau kita membuat 7 rantai panjangnya tidak akan sama persis dengan 7 rantai yang dibuat oleh orang lain, meskipun benang dan hook yang digunakan adalah sama persis. Naaah perbedaan ini disebabkan karena tiap orang punya karakter unik saat menguntai benang bahkan menarik benang, kerapatan yg dihasilkan pun bisa beda-beda.
Saat kita memperhatikan pola rajut, biasanya disana akan ada keterangan misalnya, produk tersebut 10 rantai rajutan seharusnya sepanjang 5 cm. Jika tension yang kita buat lebih kencang, otomatis 10 rantai akan kurang dari 5cm. Belum lagi jika kita memodifikasi jenis dan ukuran benang. Misalnya seperti contoh berikut:
Customer saya mau memesan sepasang alas duduk. Instruksi pola nya jelas tertulis untuk memakai jenis benang yang kaku (100% acrylic), dan gunakan crochet hook 5mm.
Akan teteapi, ceritanya saya jatuh hati sama motif benang yang bahannya campuran antara cotton (katun) dan acrylic meskipun ukuran hook nya sama. Akankah produk akhirnya sama?
Jawabannya: ternyata tidak.
Perhatikan dua gambar diatas, ketiga rajutan dibuat dengan pola bulion stitches yang sama persis yang akan dirakit menjadi alas duduk. Benang yang berwarna merah, adalah yang sesuai dengan instruksi (100% akrilik, kaku dan menggunakan crochet hook 5mm), benang stripe berwarna kuning adalah benang yang jadi incaran saya ( 50% akrilik 50% cotton (katun), menggunakan crochet hook 5mm). Dan yang hijau adalah adalah benang yang terbuat 100% dari cotton (katun), dengan crochet hook 2.5mm.
Perbedaannya langsung terlihat signifikan ya. Jadi misalnya, dalam instruksi pola dikatakan membutuhkan 4 gulung benang menggunakan crochet hook 5mm, kalau saya ngeyel memakai benang type campuran antara cotton dan akrilik (berwarna kuning), mungkin akan memerlukan ekstra 1-2 gulung benang. Karena tipe benang sangat mempengaruhi ukuran hasil akhir produk.
Apalagi kalau menggunakan benang yang kurang sesuai, seperti benang hijau, entah berapa kali lipat gulung benang yang diperlukan untuk menghasilkan produk dengan ukuran yang sama. Perhatikan juga bahwa ketebalan yang dihasilkan oleh tiga jenis benang itu sangat berbeda, tentunya untuk alas duduk akan terasa lebih empuk dan nyaman memakai benang yang tebal yaa...
Jadi itulah... konsep memilih benang yang harus diperhatikan supaya bisa menghasilkan project cantik seperti yang kita inginkan. Akan tetapi, kondisi masing-masing perajut bisa jadi berbeda. Ada juga perajut yang tinggal di daerah yang sulit diakses, maka biasanya beliau akan melakukan pembelian benang berkwintal-kwintal untuk sekali pengiriman, dengan campuran berbagai jenis benang, warna dan tipe benang. Nah, kondisi yang seperti ini memang bisa bikin boros ongkos kalau beli benangnya sedikit. Ada juga yang beli borongan saat sale. Adanya macam-macam sale dengan harga fantastis dari para penyuplai benang ini juga nggak bisa dilewatkan. Karena harganya bisa setengah dari harga normal. Maka dari itu, tulisan ini memang lebih ditujukan bagi pemula, yang memang harus sering-sering "mencicipi" berbagai macam tipe benang. Supaya aman dikantong. :))
Note: tulisan ini ditulis ulang dengan sedikit perbaikan dari tulisan aslinya di Blog pertama saya. Semoga membantu ya...
Sampai ketemu di tips and trik merajut berikutnya yaa..
Salam Rajut!!